Darwin
mulai berangkat berlayar di atas kapal Beagle tahun 1831. Waktu itu
umurnya baru dua puluh dua tahun. Dalam masa pelayaran lima tahun,
kapal Beagle mengarungi dunia, menyelusuri pantai Amerika Selatan dalam
kecepatan yang mengasyikkan, menyelidiki kepulauan Galapagos yang
sunyi terpencil, mengambah pulau-pulau di Pacifik, di Samudera
Indonesia dan di selatan Samudera Atlantik. Dalam perkelanaan itu,
Darwin menyaksikan banyak keajaiban-keajaiban alam, mengunjungi
suku-suku primitif, menemukan jumlah besar fosil-fosil, meneliti
pelbagai macam tetumbuhan dan jenis binatang. Lebih jauh dari itu, dia
membuat banyak catatan tentang apa saja yang lewat di depan matanya.
Catatan-catatan ini merupakan bahan dasar bagi hampir seluruh karyanya
di kemudian hari. Dari catatan-catatan inilah berasal ide-ide pokoknya,
dan kejadian-kejadian serta pengalamannya jadi penunjang
teori-teorinya.
Darwin
kembali ke negerinya tahun 1836 dan dua puluh tahun sesudah itu dia
menerbitkan sebarisan buku-buku yang mengangkatnya menjadi seorang
biolog kenamaan di Inggris. Terhitung sejak tahun 1837 Darwin yakin
betul bahwa binatang dan tetumbuhan tidaklah bersifat tetap, tetapi
mengalami perubahan dalam perjalanan sejarah geologi. Pada saat itu dia
belum sadar apa yang menjadi sebab-musabab terjadinya evolusi itu. Di
tahun 1838 dia baca esai "Tentang prinsip-prinsip kependudukan" Thomas
Malthus. Buku Malthus ini menyuguhkannya fakta-fakta yang mendorongnya
lebih yakin adanya seleksi alamiah lewat kompetisi untuk mempertahankan
kehidupan. Bahkan sesudah Darwin berhasil merumuskan prinsip-prinsip
seleksi alamiahnya, dia tidak tergesa-gesa mencetak dan menerbitkannya.
Dia sadar, teorinya akan mengundang tantangan-tantangan. Karena itu,
dia memerlukan waktu lama dengan hati-hati menyusun bukti-bukti dan
memasang kuda-kuda untuk mempertahankan hipotesanya jika ada serangan.
Garis
besar teorinya ditulisnya tahun 1842 dan pada tahun 1844 dia mulai
menyusun bukunya yang panjang lebar. Di bulan Juni 1858, tatkala Darwin
masih sedang menambah-nambah dan menyempurnakan buku karya besarnya,
dia menerima naskah dari Alfred Russel Wallace (seorang naturalis
Inggris yang waktu itu berada di Timur) menggariskan teorinya sendiri
tentang evolusi. Dalam tiap masalah dasar, teori Wallace bersamaan
dengan teori Darwin! Wallace menyusun teorinya secara betul-betul
berdiri di atas pikirannya sendiri dan mengirim naskah tulisannya
kepada Darwin untuk minta pendapat dan komentar dari ilmuwan kenamaan
itu sebelum masuk percetakan. Situasinya menjadi tidak enak karena
mudah berkembang jadi pertarungan yang tidak dikehendaki untuk
perebutan prioritas. Jalan keluarnya, baik naskah Wallace maupun
garis-garis besar teori Darwin secara berbarengan dibahas oleh sebuah
badan ilmiah pada bulan berikutnya.
Cukup
mencengangkan, pengedepanan masalah ini tidak begitu diacuhkan orang.
Buku Darwin The Origin of Species terbit pada tahun berikutnya,
menimbulkan kegemparan. Memang kenyataannya mungkin tak pernah ada
diterbitkan buku ilmu pengetahuan yang begitu tersebar luas dan begitu
jadi bahan perbincangan yang begitu hangat, baik di lingkungan para
ilmuwan maupun awam seperti terjadi pada buku On the Origin of Species
by Means of Natural Selection, or The Preservation of Favoured Races in
the Strugle for Life. Saling adu argumen tetap seru di tahun 1871
tatkala Darwin menerbitkan The Descent of Man, and Selection in
Relation to Sex. Buku ini, mengedepankan gagasan bahwa manusia berasal
dari makhluk sejenis monyet, makin menambah serunya perdebatan
pendapat.
Darwin
sendiri tidak ambil bagian dalam perdebatan di muka publik mengenai
teori yang dilontarkannya. Bisa jadi lantaran kesehatan karena sehabis
perkelanaannya yang begitu parrjang dengan kapal Beagle (besar
kemungkinan akibat demam, akibat penyakit Chaga gigitan serangga di
Amerika Latin). Dan bisa jadi karena dia merasa cukup punya pendukung
gigih semacam Thomas H. Huxley seorang jago debat dan pembela teori
Darwin, sebagian terbesar ilmuwan menyetujui dasar-dasar kebenaran teori
Darwin tatkala yang bersangkutan niati tahun 1882.
Sebenarnya
--jika mau bicara tulen atau tidak tulen-- bukanlah Darwin penemu
pertama teori evolusi makhluk. Beberapa orang telah menyuarakannya
sebelum dia, termasuk naturalis Perancis Jean Lamarek dan kakek Darwin
sendiri, Erasmus Darwin.
Tetapi,
hipotesa mereka tidak pernah diterima oleh dunia ilmu pengetahuan
karena tak mampu memberi keyakinan bagaimana dan dengan cara apa
evolusi terjadi. Sumbangan Darwin terbesar adalah kesanggupannya bukan
saja menyuguhkan mekanisme dari seleksi alamiah yang mengakibatkan
terjadinya evolusi alamiah, tetapi dia juga sanggup menyuguhkan banyak
bukti-bukti untuk menunjang hipotesanya.
Layak
dicatat, teori Darwin dirumuskan tanpa sandaran teori genetik apa pun
atau bahkan dia tak tahu-menahu mengenai pengetahuan itu. Di masa
Darwin, tak seorang pun faham ihwal khusus bagaimana suatu generasi
berikutnya. Meskipun Gregor Mendel sedang merampungkan hukum-hukum
keturunan pada tahun-tahun berbarengan dengan saat Darwin menulis dan
menerbitkan bukunya yang membikin sejarah, hasil karya Mendel yang
menunjang teori Darwin begitu sempurnanya, Mendel nyaris sepenuhnya tak
diacuhkan orang sampai tahun 1900, saat teori Darwin sudah begitu
mapan dan mantap. Jadi, pengertian modern kita perihal evolusi --yang
merupakan gabungan antara ilmu genetik keturunan dengan hukum seleksi
alamiah-- lebih lengkap ketimbang teori yang disodorkan Darwin.
Pengaruh
Darwin terhadap pemikiran manusia dalam sekah. Dalam kaitan dengan
ilmu pengetahuan murni, tentu saja, dia sudah melakukan tindak
revolusioner semua aspek bidang biologi. Seleksi alamiah betul-betul
punya prinsip yang teramat luas serta mendasar, dan pelbagai percobaan
sudah dilakukan penerapannya di pelbagai bidang-seperti antropologi,
sosiologi, ilmu politik dan ekonomi.
Bahkan
barangkali pengaruh Darwin lebih penting terhadap pemikiran agama
ketimbang terhadap segi ilmu pengetahuan atau sosiologi. Pada masa
Darwin dan bertahun-tahun sesudahnya, banyak penganut setia Nasrani
percaya bahwa menerima teori Darwin berarti menurunkan derajat
kepercayaan terhadap agama. Kekhawatiran mereka ini barangkali ada
dasarnya biarpun jelas banyak sebab faktor lain yang jadi lantaran
lunturnya kepercayaan beragama. (Darwin sendiri menjadi seorang
sekuler).
Bahkan atas
dasar sekuler, teori Darwin mengakibatkan perubahan besar pada cara
manusia dalam hal mereka memikirkan ihwal dunia mereka (bangsa manusia
itu tampaknya) secara keseluruhan tidak lagi menduduki posisi sentral
dalam skema alamiah alam makhluk sebagaimana tadinya mereka akukan.
Kini kita harus memandang diri kita sebagai salah satu bagian saja dari
sekian banyak makhluk dan kita mengakui adanya kemungkinan bahwa
sekali tempo akan tergeser. Akibat dari hasil penyelidikan Darwin,
pandangan Heraclitus yang berkata, "Tak ada yang permanen kecuali
perubahan" menjadi diterima secara lebih luas. Sukses teori evolusi
sebagai penjelasan umum mengenai asal-usul manusia telah lebih
mengokohkan kepercayaan terhadap kemampuan ilmu pengetahuan menjawab
segala pertanyaan dunia fisik (walaupun tidak semua persoalan manusia
dan kemanusiaan). Istilah Darwin, "Yang kuat mengalahkan yang lemah"
dan "Pergulatan untuk hidup" telah masuk menjadi bagian kamus kita.
Memang
teori Darwin akan terjelaskan juga walau misalnya Darwin tak pernah
hidup di dunia. Apalagi diukur dari apa yang sudah dihasilkan Wallace,
hal ini amat mengandung kebenaran, lebih dari ihwal siapa pun yang
tertera di dalam daftar buku ini. Namun, adalah tulisan-tulisan Darwin
yang telah merevolusionerkan biologi dan antropolgi dan dialah yang
telah mengubah pandangan kita tentang kedudukan manusia di dunia.
--------------------------------------------------------------------------------Di kutip dari :
Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah
Michael H. Hart, 1978
Terjemahan H. Mahbub Djunaidi, 1982
0 komentar:
Posting Komentar