Sherlock Holmes, sebagaimana kita ketahui, bukan sekadar detektif. Salah satu hal paling menarik yang membuat Sherlock Holmes begitu ikonik adalah kemampuannya sebagai seorang logician. Analisis yang ia lakukan bukan sekadar main tebak-tebakan atau hasil mengobrak-abrik perpustakaan, tetapi adalah 'rangkaian penalaran'.
Sherlock Holmes |
"When you have eliminated the impossible, whatever remains, however improbable, must be the truth."
Reductio ad absurdum adalah suatu metode pembuktian logis dengan cara membuktikan bahwa negasi suatu pernyataan tidak mungkin terjadi, sehingga pernyataan itu pasti benar. Membingungkan? Langsung saja ke contoh yang ada dalam beberapa novel dan film Sherlock Holmes.
Kita mulai dari contoh sederhana yang ada di episode pertama Serial BBC Sherlock. Adegan sewaktu Sherlock menjelaskan penalaran yang ia gunakan untuk mengetahui hubungan Watson dengan saudaranya memuat kalimat berikut:
"If she'd left him, he would've kept it. People do, sentiment. No, he wanted to get rid of it, so he left her."
Bagaimana Sherlock membuktikan bahwa saudara laki-laki Watson-lah yang meninggalkan istrinya? Pertama-tama, ia mengasumsikan sebaliknya. Bagaimana seandainya istrinya-lah yang meninggalkannya? Saudara laki-laki Watson pasti akan menyimpan handphone itu. Karena handphone itu malah diberikan pada Watson, asumsi tadi salah, sehingga Sherlock bisa dengan yakin mengatakan kebalikannya.
Contoh yang lebih kompleks dari reductio ad absurdum adalah proses eliminasi. Proses eliminasi sebenarnya adalah serangkaian pembuktian berdasarkan kontradiksi. Misalnya di novel Sign of Four, Sherlock mengemukakan argumen ini.
Contoh yang lebih kompleks dari reductio ad absurdum adalah proses eliminasi. Proses eliminasi sebenarnya adalah serangkaian pembuktian berdasarkan kontradiksi. Misalnya di novel Sign of Four, Sherlock mengemukakan argumen ini.
"'How then did you deduce the telegram?'
'Why, of course I knew that you had not written a letter, since I sat opposite to you all morning. I see also in your open desk there that you have a sheet of stamps and a thick bundle of postcards. What could you go into the post-office for, then, but to send a wire?'"
'Why, of course I knew that you had not written a letter, since I sat opposite to you all morning. I see also in your open desk there that you have a sheet of stamps and a thick bundle of postcards. What could you go into the post-office for, then, but to send a wire?'"
Proses yang Sherlock lakukan kali ini mirip dengan apa yang kita lakukan saat ujian pilihan ganda. Eliminasi. Mari kita lakukan dengan cara Sherlock. Anggap ini soal ujian, maka kira-kira soalnya akan jadi seperti ini: Watson pergi ke kantor pos. Apa yang ia lakukan:
- Mengirim surat
- Membeli perangko
- Mengirim telegram
- Mengirim kartu pos
Watson tidak menulis surat (pilihan 1 salah), dan tidak membeli perangko atau mengirim kartu pos (2 dan 4 salah). Sisanya, dia mengirim telegram. Bayangkan jika kita harus membuktikan bahwa Watson mengirim telegram tanpa proses eliminasi. Bahkan Sherlock pun akan kesulitan. Dengan latihan yang cukup, logika semacam ini sangat membantu dalam membuat kesimpulan setiap harinya.
Metode Deduksi Holmes
Apa itu Deduksi?
Deduksi berarti penarikan kesimpulan dari keadaan yang umum atau penemuan yang khusus dari yang umum. Metode deduksi akan membuktikan suatu kebenaran baru berasal dari kebenaran-kebenaran yang sudah ada dan diketahui sebelumnya (berkesinambungan ). Metode deduksi umumnya dipakai pada bidang matematika untuk membuat turunan-turunan rumus yang lebih simpel.
Deduksi juga dipakai sebagai bagian dalam proses penyelidikan, misal dalam kepolisian pada bagian forensik, serta pemecahan kasus oleh detektif yang memerlukan bukti-bukti yang tidak biasa.
Deduksi Sherlock Holmes
Kemampuan Sherlock Holmes dalam melakukan deduksi memang tidak dapat diragukan lagi. Kemampuan deduksinya yang menonjol memang sangat menakjubkan. Seringkali berbagai kasusnya dapat dia selesaikan bermula dari deduksinya yang sangat akurat terhadap berbagai hal dan peristiwa yang berhubungan.
Salah satu contoh deduksi yang dilakukannya adalah ketika dia bertemu dengan Dr. Watson untuk pertama kalinya, yang mengatakan bahwa Dr. Watson baru datang dari Afganistan. Kesimpulannya itu tentu tidak muncul begitu saja sebagai tebakan tak berdasar, tetapi sebagai hasil deduksinya yang akurat. Dan kita juga akan mencoba membuktikan validitas argumentasi Holmes itu dengan pembuktian logika formal.
“ini seseorang yang bertipe medis, tapi dengan pembawaan militer. Jelas dia dokter angkatan darat. Wajah dan kulitnya kecoklatan, berarti dia datang dari daerah tropis. Dia sudah melewati pengalaman yang keras dan mengalami sakit, itu tampak dari ekspresi wajahnya. Lengan kirinya pernah terluka karena posisinya kaku dan tidak wajar. Di kawasan tropis mana seorang angkatan darat inggris mengalami kekerasan dan terluka lengannya? Jelas di Afganistan.”
Jika dirumuskan dalam logika matematika, argumen Holmes di atas ditulis menjadi:
dengan,
Md = orang yang bertipe medis
Ml = orang dengan pembawaan militer
D = dokter angkatan darat
K = orang dengan wajah dan kulitnya kecoklatan
Tx = orang dari daerah tropis
Kr = orang yang sudah mengalami kekerasan hidup
A = orang (yang berasal dari) Afganistan
w = mewakili individu Dr. Watson
Pembuktiannya argumentasi Sherlock Holmes di atas dengan menggunakan beberapa aturan logika formal adalah sebagai berikut:
Dengan asumsi dasar bahwa deduksi yang dilakukan Sherlock Holmes itu benar, maka dapat dibuktikan bahwa argumentasinya juga sah atau valid.
Md = orang yang bertipe medis
Ml = orang dengan pembawaan militer
D = dokter angkatan darat
K = orang dengan wajah dan kulitnya kecoklatan
Tx = orang dari daerah tropis
Kr = orang yang sudah mengalami kekerasan hidup
A = orang (yang berasal dari) Afganistan
w = mewakili individu Dr. Watson
Pembuktiannya argumentasi Sherlock Holmes di atas dengan menggunakan beberapa aturan logika formal adalah sebagai berikut:
Dengan asumsi dasar bahwa deduksi yang dilakukan Sherlock Holmes itu benar, maka dapat dibuktikan bahwa argumentasinya juga sah atau valid.